KIK di Facebook

Bergabung dan ikutilah Grup Kajian Islam Komprehensif di jejeraing sosial Facebook untuk berdiskusi tentang perbagai persoalan Islam dan Ummat Islam.

Kajian Islam Komprehensif

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), .......” [Al-Baqarah : 208].

Selamat Tahun Baru Islam - 1 Muharram 1433 Hijriyah

Pergantian tahun seyogyanya menjadi bahan perenungan kita tentang perjalanan hidup. Apakah yang sudah berubah dalam hidup kita

Sebaik-Baik Insan

Sebaik-baiknya manusia disisi Allah SWT. adalah yang paling memberi manfaat di antara mereka.

Kirim Artikel di Blog KIK

Anda Bisa Berpartisipasi dengan Mengirimkan Artikel atau Berkomentar di Blog Kajian Islam Komprehensif ini.

4.11.11

Memahami dan Mengamalkan Islam Secara Kaffah

Posted oleh amresobri in blog KIK


Islam kaffah maknanya adalah : Islam secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza wa Jalla perintahkan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208. Perintah kepada kaum mu`minin seluruhnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
[البقرة/208]
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]

Mukjizat Qiyam

Qiyam adalah aktivitas ibadah shalat di malam hari. Shalat harus dilakukan dengan berdiri (qiyam). Di bulan Ramadhan, shalat taraweh disebut qiyamullail (berdiri di malam hari), sedangkan di luar Ramadhan adalah shalat tahajjud. Hakikat Qiyam adalah bangun dan tegak lurus sambil berdiri beribadah kepada Allah. Jika di siang hari kita melakukan Shiyam atau manajemen syahwat, maka di malamnya kita dilatih untuk Qiyam. Jika makna di balik kata Shiyam itu adalah manajemen syahwat, maka di balik kata Qiyam dapat pula kita maknai sebagai manajemen ibadah.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam memaknai Qiyam dalam arti manajemen ibadah. Pertama, tegak lurus berdiri beribadah kepada Allah.

SENYUM , HATI dan MARAH


Sekali senyum curiga hilang.

Dua kali senyum jadi sahabat.
Tiga kali senyum hati penuh damai.
Empat kali senyum beban jadi ringan.
Lima kali senyum rezeki datang.
Enam kali senyum keluarga rukun.

“Misi Kristen di Buku Sejarah SMP”

 
DALAM sebuah buku Sejarah untuk siswa SMP kelas VIII (Jakarta: Erlangga, 2006), diuraikan satu bab khusus berjudul “Perkembangan Kristen di Indonesia”. Bab ini dibuka dengan uraian berikut: “Mengapa perlu mempelajari bab ini? Penyebaran Kristen di Indonesia berintikan damai dan cinta kasih. Namun, karena intervensi politik Barat, timbul kesan penyebaran Kristen identik dengan kolonialisme dan imperialisme. Dengan mempelajari bab ini, kita diajak untuk semakin sadar betapa campur tangan politik dapat merusak nilai-nilai luhur yang terkandung pada setiap agama.”

RUU Intelejen, alat mengkriminalisasikan umat Islam Indonesia

Pembahasan RUU Intelejen telah memasuki babak akhir, tak lama lagi akan segera disahkan oleh DPR. Meski sudah banyak mengalami perubahan dari naskah aslinya, RUU tersebut tetap memuat sejumlah pasal yang berpotensi memberi ruang untuk kriminalisasi warga negara, khususnya umat Islam Indonesia.

“Ada kalimat atau frase yang tidak didefinisikan dengan jelas, sehingga berpeluang menjadi pasal karet, seperti frase ‘ancaman nasional’ dan ‘keamanan nasional’, juga ‘ketahanan ideologi’, tidak jelas kriterianya. Itu bisa mengkriminalisasikan umat Islam Indonesia,” ujar juru bicara HTI, Ismail Yuswanto di Hall Volley, GBK Senayan, Jakarta, (9/10/2011).

Ismail menjelaskan, meskipun rumusan RUU Intelijen semakin membaik dalam naskah aslinya, namun muncul kembali pasal-pasal baru yang semakin tidak jelas, kabur dan cenderung multitafsir.

“Ada pasal-pasal baru seiring pembahasan RUU tersebut. Yang pertama sudah makin membaik, justru pasal yang baru muncul itu yang semakin mengaburkan keseluruhan rumusan RUU tersebut.

Rumusannya semakin tidak jelas, kabur dan cenderung multitafsir, sehingga sangat tidak mungkin disalahgunakan,” kata Ismail menjelaskan.

“RUU Intelijen Negara tidak lebih dari kriminalisasi umat Islam. Oleh karena RUU itu yang nantinya akan menjadi UU bahwa akan hilang lah ruang untuk dakwah umat Islam,” kata Ismail.

Berbagai solusi telah dijabarkan oleh sejumlah elemen masyarakat terkait pembahasan RUU Intelijen di DPR. Namun, seiring perjalanan RUU tersebut,Ismail Yusanto menilai, anggota DPR masih saja tidak mampu merumuskannya secara cermat.

“Sudah banyak elemen masyarakat yang memberikan solusi untuk pasal-pasal yang masih bermasalah di dalam RUU tersebut. Tidak sedikit pula dari mereka, termasuk kami yang sudah duduk bersama di DPR, namun tetap saja anggota DPR tidak mampu merumuskan secara cermat dan bijak,” ujarnya.
Menurutnya, hingga kini masih ada tiga persoalan mendasar di RUU Intelijen. Permasalahan itu menyangkut, kewenangan intelijen, penangkapan dan masalah penyadapan.

“Kami sudah memberikan penjabaran serta solusi terhadap tiga masalah terbut waktu duduk bersama DPR. Kami juga mengakui bahwa ada beberapa solusi kami yang sudah diadopsi oleh DPR, tetapi malah dirusak di bagian lain. Alhasil percuma saja solusi yang kami berikan kemarin. Kami anggap dibalik ini ada pesanan penguasa. Dari pada RUU nantinya malah mengkriminalisasikan rakyat, lebih baik kami nyatakan tolak untuk RUU tersebut,” imbuh Ismail.

Lebih tegas HTI menyatakan sikap menolak RUU Intelijen, karena hanya dijadikan sebagai alat mengkriminalisasikan umat Islam di Indonesia.

“Memang RUU itu diperlukan oleh negara, tetapi tidak untuk memusuhi rakyatnya. Untuk itu kami dengan tegas menolak RUU Intelijen tersebut,” Ujarnya.

Terkait hal tersebut HTI menyerukan kepada seluruh ulama Indonesia untuk menolak RUU tersebut, dan terus menyerukan untuk menggandeng seluruh umat Islam, untuk selalu menjaga ukhwah islamiahnya.

“Bersama Ulama Tegakan Khilafah, mari kita saling merangkul agar tetap menjaga ukhuwah Islamiah kita,” ujar Ketua Umum Hizbut Tahrir Indonesia, Rohmat S Labib dalam pembukaan ceramah Hizbut Tahrir Indonesia, di Hall Volley, GBK Senayan Jakarta, Minggu (9/10).

Kegiatan bertema ‘Bersama Ulama Tegakan Khilafah’, para jamaah berkumpul bersama di Hall Volley, Glora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/10) untuk mendapatkan pesan yang baik dalam melakukan perilakunya sehari-hari.

“Untuk kesekian kalinya para ulama bersama Hizbut Tahrir berdiri pada shaff yang sama dengan semua kekuatan yang dimiliki dan menyeru untuk melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh, dengan mencurahkan semua kekuatan serta dalam waktu secepatnya untuk merintis kehidupan Islam,” imbuh Rohmat.

Sumber : arrahmah.com

M. Natsir : Pejuang Syariah, Menolak Sekularisme!

Muhammad Natsir, sering dipanggil Pak Natsir, tokoh yang juga bergelar ‘Datuk Sinaro nan Panjang’ ini lahir di Minangkabau, tepatnya di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatera Barat pada 17 Juli 1908, dari pasangan Sutan Paripado dan Khadijah. Ayah Natsir bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedangkan kakeknya seorang ulama. Natsir merupakan pemangku adat untuk kaumnya yang berasal dari Maninjau, Agam dengan gelar Datuk Sinaro Panjang.

Dampak Buruk Akibat Membanggakan Diri (I'jaab Bin Nafsi)

Dampak Buruk Akibat Membanggakan Diri (I'jaab Bin Nafsi);

I. Terhadap Pribadi Aktivis.

Dampak buruk akibat membanggakan diri, di mana para aktivis dapat terjerat dalam perangkap: sikap angkuh, bahkan sombong.

Inilah pengaruh pertama yang timbul akibat I'jaab bin Nafsi. Ini karena acapkali seorang yang membanggakan diri akan menjurus kepada sikap peremehan akan jiwanya, yakni menghilangkan porsi jiwa untuk introspeksi atau ber-muhasabah.

Keadaan seperti itu semakin lama akan semakin menambah akutnya penyakit, sampai merembet kepada sikap mencela dan mengecilkan perbuatan orang lain. Itulah yang dinamakan angkuh (ghuruur). Atau bisa jadi penyakitnya terus meningkat kepada sikap merasa lebih tinggi dari orang lain, sambil mencela pribadi-pribadi mereka. Itulah yang dinamakan sombong (takabbur). Baik ghuruur maupun takabbur mempunyai dampak yang membahayakan, dan akibatnya akan membinasakan.

Terhalang Dari Restu Allah

Orang yang membanggakan diri umumnya akan selalu mengandalkan dan bertumpu pada pribadinya dalam setiap masalah. Ia lupa atau melupakan Penciptanya, Yang Mengatur semua urusannya, dan Yang Menganugerahkan semua nikmat kepadanya, lahir dan bathin. Keadaan semacam itu akan menjadikan dirinya tidak dihiraukan dan tidak ditolong oleh Allah dalam setiap sepak terjangnya. Sesungguhnya telah menjadi ketentuan Allah SWT terhadap makhluk-Nya, yakni Dia tidak akan memberi pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang sombong lagi membanggakan diri. Allah hanya akan memberikan pertolongan kepada mereka yang tidak menyombongkan diri dan menghilangkan campur tangan setan dalam dirinya serta yang sepenuhnya berlindung kepada-Nya semata.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَن

"Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, niscaya akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami". (QS. Al-Ankabut [29] : 69)

Dalam hadist qudsi Allah SWT berfirman :

"...Sesungguhnya hamba akan terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, Aku akan menjadi tangannya yang ia memegang dengannya, Aku akan menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya. Dan jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, akan Aku kabulkan permohonnya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, maka Aku akan melindunginya." (HR. Bukhari)

Gugur Saat Menghadapi Ujian atau Kesulitan

Orang yang pongah biasanya tidak menaruh perhatian terhadap masalah tazkiyah (kebersihan jiwa) dan masalah perbekalan yang harus dipersiapkan dalam menempuh sesuatu perjuangan. Manusia seperti itu pasti akan mudah gugur dan menjadi lemah ketika menghadapi ujian atau kesulitan. karena ia tidak mengingat Allah ketika dalam ketenteraman, maka Allah pun tidak menginatnhya pula pada waktu ia tengah menghadapi kesulitan. Maha benar Allah SWT yang berfirman-Nya:

إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ ﴿١٢٨﴾

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan." (QS. An-Nahl [16] : 128)

Firman-Nya yang lain :

وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"...Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut [29] : 69)

Tepat pula apa yang pernah disabdakan oleh Nabi SAW ketika beliau memberi nasihat kepada Ibnu Abbas ra lewat sabdanya :

"...Peliharalah hak-hak Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya sebagai pendukungmu. Ingatlah Allah ketika engkau dalam keadaan lapang, niscaya Ia akan mengingatmu di kala engkau tengah menghadapi kesulitan." (HR. Ahmad)

Dijauhi dan Dibenci Manusia

Orang yang berlaku 'ujub' pada hakikatnyamengundang kemurkaan Allah. Maka barangsiapa yang dimurkai Allah, niscahya akan dimurkai pula oleh penghuni langit, hyang selanjutnya akan merembet kepada kemurkaan penduduk bumi. Kita akan menyaksikan orang yang 'ujub' itu ditinggalkan dan dibenci manusia. Mereka tidak mau melihat ataupun mendengarkan perkataannya. Sebagaimana diriwayatkan oelh Bukhari dan Muslim dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW berkata:

"Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berkata: 'Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia'. Maka penghuni langit pun akan mencintainya. Kemudian dia diterima dengan baik oleh penduduk bumi. Sebaliknya, jika Allah murka terhdap seorang hamba, maka Ia memanggil Jibril, dan berkata, 'Sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah dia'. Kemudian Jibril membencinya dan berseru kepada penguhi langit agar membecinya. Kemudian malaikat membencinya. Kemudian diletakkan kebencian kepada penduduk bumi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mendapat Hukuman dan Pembalasan Allah, Cepat atau Lambat.

Sikap 'ujub' juga mengakibatkan hukuman dan pembalasan Allah, cepat atau lambat. Selama hidup di dunia mungkin ia akan ditimpa azab yang pedih sebagaimana azab yang telah menimpa umat-umat sebelumnya, atau paling tidak, ia akan menderita kegelisahan, dilanda perpecahan, dan keresahan jiwa, sebagaimana dialami umat masa kini. Rasulullah Shallahu alaihi was sallam bersabda:

"Ketika seorang berjalan dengan pongah dan bangga terhadap dirinya, maka Allah akan membenamkannya ke dalam tanah, dan ia akan meronta-ronta sampai datangnya hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim)

II. Terhadap Amal Islami.

Lebih Mudah Dicabik-cabik dan Selanjutnya Dihancurkan

Sikap 'ujub' juga tidak akan mampu menghasilkan manfaat apapun kecuali setelah melalui beban yang banyak dan memakan waktu yang lama. Hal seperti itu berlaku pula dalam konteks mengarungi amaliyah dakwah. Banyak terjadi, suatu gerakan dakwah yang akhirnya kandas atau tidak mampu membuahkan hasil yang baik kendati telah banyak mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran gara-gara para aktivisnya banyak yang bersikap 'ujub' tatkala menghadapi ujian dan kesulitan. Hal ini dapat kita pahami, karena pada umumnya, orang yang bersikap 'ujub' akan tumpul ketajaman bashirah-nya (mata-hatinya).

Menjadikan Masyarakat Antipati Terhadap Harakahnya

Sudah merupakan hal yang lumrah jika banyak manusia yang menjauh, bersikap antipati, bahkan akan akan membenci kala melihat orang-orang yang berperilaku 'ujub'. Jadi, jika dalam diri para aktivis harakah banyak yang berperangai 'ujub', maka sudah dapat dipastikan amal Islami yang tengah diupayakan oleh harakah tersebut tidak akan mendapat tempt di hati masyarakat luas.

Dengan demikian, tujuan yang hendak mereka raihpun akan semakin sulit dan berat untuk direalisasikan. Itulah dua hal terpenting dari dampak buruk perilaku 'ujub' terhadap harakah Islamiyah. Wallahu'alam. (Sumber : www.eramuslim.com)

HENING

Dalam sebuah keheningan malam, seekor anak kelinci tampak gelisah dalam lubang nyaman keluarganya. Entah kenapa, matanya sulit untuk dipejamkan. Pikirannya selalu menerawang ke arah gelap yang membuat suasana kian hening.

“Ayah, kenapa di sebagian hidup kita selalu ada malam yang membuat hening?” tanya sang anak kelinci kepada ayahnya yang tiba-tiba terbangun.

Setelah berpikir sebentar, sang ayah kelinci menjawab, “Begitulah Yang Maha Kuasa menciptakan keseimbangan dalam hidup kita. Ada saatnya kita bergerak, berlari, mencari makan, dan ada saatnya kita beristirahat.”

“Ayah, bukankah kita bisa istirahat dalam suasana terang?” sergah sang anak kelinci di luar dugaan ayahnya.

“Anakku, dalam diri kita ada ego, nafsu yang selalu memaksa kita untuk memenuhi kemanjaan-kemanjaannya. Kepuasannya tidak akan pernah berakhir hingga kita mati. Karena itulah, Yang Maha Bijaksana menciptakan malam untuk memaksa kita tidak lagi menuruti ego atau nafsu,” ucap sang ayah kelinci panjang.

“Tapi ayah, aku tidak bisa terlalu lama mengisi malam hanya dengan istirahat. Seperti yang kualami malam ini,” ungkap si anak kelinci lagi.

“Anakku, malam hanya bentuk dari sebuah keadaan. Isi yang utamanya adalah keheningan. Saat itulah, makhluk hidup seperti kita terpenjara alam ketidakberdayaannya. Dan saat itulah, kita tersadarkan dengan kesalahan, kekhilafan, kelengahan atas apa yang telah kita lakukan di siang tadi agar tidak lagi terulang esoknya. Itulah istirahat yang sebenarnya,” jelas sang ayah kelinci.

***

Hiruk pikuk kehidupan selama sebelas bulan dalam putaran satu tahun, seperti memenjara kita dalam ruang sempit yang dikuasai nafsu dan syahwat. Seluruh raga terus ingin bergerak memenuhi perintah syahwat untuk mendapatkan kepuasan sesuatu: harta, seks, kekuasaan, kepemilikan, dan sejenisnya.

Allah swt. memaksa hamba-hambaNya yang Ia cintai untuk sejenak berada dalam keheningan. Keheningan malam yang memberikan ruang bagi ruhani bergerak mengalahkan syahwat, untuk terbang ke langit meninggalkan hinanya tarikan dunia.

Dan, keheningan beberapa hari terakhir di bulan suci ini untuk melihat wajah dunia sebelas bulan kita apa adanya. Untuk sesaat, memenjarakan syahwat yang selama ini telah menjadi tuan dalam diri kita. (muhammadnuh@eramuslim.com)