24.11.11

Keimanan dan Keamanan

”Kebiasaan orang-orang qurays ,(1) melakukan perjalan pada waktu musim dingin dan musim panas. (2) maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (Allah) pemilik rumah ini (ka’bah). (3) yang telah memberi makan ketika kelaparan dan memberi rasa aman ketika ketakutan (4).” (Q.S. Al Quraisy (106) ayat 1-4)
 Dahulu, dimasa Jahiliyah, tradisi orang-orang quraisy sudah dikenal sebagai masyarakat pedagang, mereka berdagang dari satu negeri kenegeri yang lain di jazirah Arabia. Salah satu gangguan diperjalanan kafilah dagang tersebut adalah sering terjadi perampokan yang dikenal dengan ”Qutha’u At Thoriq” (penyamun). Perjalanan melintasi padang pasir yang tandus, berdebu, kering, melintasi bukit-bukit dan gurun. Maka sering terjadi perampokan-perampokan kafilah dagang yang pada waktu itu alat transportasinya adalah Unta. Namun setelah ajaran Islam datang dan berkembang, perjalanan kemana saja diwilayah timur tengah itu dapat dilakukan dengan aman. Sampai hari inipun di kota Mekkah orang dapat meninggalkan barang dagangannya atau tokonya diwaktu sholat tanpa harus takut kehilangan. Hal tersebut tentu tidak terlepas setelah mereka memahami ajaran Islam dengan baik bahwa perbuatan merampok dan mencuri itu adalah sebuah dosa besar. Aqidah Islam telah menjadi keyakinan hidup sehari-hari, sehingga terciptalah rasa aman karena keyakinan, bukan karena ketakutan adanya polisi atau aparat keamanan lainnya.

Akhir-akhir ini, dinegeri kita sendiri, kita sering merasa tidak aman. Kita mulai kehilangan rasa aman dalam kehidupan sehari-hari, baik dirumah maupun diluar rumah. Nyawa manusia dengan mudah sekali dapat dihilangkan oleh perampokan, perkosaan dan pembunuhan. Itu semua menjadi berita rutin diberbagai media, baik media cetak, media elektronik maupun media lainnya, seakan-akan berita tersebut sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan.

Pada prinsipnya dalam kehidupan ini, manusia mempunyai tiga kebutuhan dasar yang  harus terpenuhi. Dengan itu manusia akan dapat hidup dengan tenang, jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Tiga kebutuhan dasar itu adalah :
 
1. Kebutuhan akan rasa aman.
2. Kesehatan.
3. Terpenuhinya kebutuhan pangan.
 
Dalam sebuah hadits nabi dijelaskan yang artinya : ”Apabila seseorang bangun dipagi hari, sehat badannya dan cukup yang akan dimakan dihari itu, maka seakan-akan dunia sudah berada ditangannya.”

   
Akan tetapi, apabila salah satunya terganggu, seperti hilangnya rasa aman, berarti sepertiga dari kebutuhan dasar manusia akan ikut terganggu. Kita memerlukan rasa aman dirumah, aman diperjalanan, aman untuk berusaha, aman untuk berinvestasi, dan sebagainya. Pokoknya dalam hidup ini kita memerlukan terjaminnya rasa aman. Jika pemerintah dapat menciptakan rasa aman ini bagi seluruh rakyat dan bangsa ini, insya Allah ekonomi akan bergerak, aktifitas masyarakat akan berjalan tanpa gangguan, investasi akan masuk, lapangan kerja akan terbuka, pengangguran akan berkurang. Kita pun akan dapat menjalankan ibadah dengan baik.



Tugas pemerintah adalah menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat. Keamanan tidak akan terwujud kecuali dengan tegaknya hukum, terpenuhinya kebutuhan hidup rakyat, tersedianya lapangan kerja, pelayanan kesehatan yang murah dan kesempatan memperoleh pendidikan yang terjangkau.



Nabi Ibrahim ketika telah menetap di Mekkah dan telah memiliki keturunan, antara lain adalah Islamil as, beliau memohon kepada Allah swt agar negeri ini (Mekkah) dijadikan negeri yg aman oleh Allah, seperti terdapat dalam surat Ibrahim ( 14) ayat 35 yang artinya    ”dan ingatlah, ketika Ibrahim berkata :” ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”.



RASA AMAN TERKAIT DENGAN IMAN



Rasa aman tidak akan terwujud dalam satu negeri apabila manusia-manusia yang ada dalam wilayah tersebut tidak terbina dengan baik, tidak mendapatkan pendidikan yang memadai, tidak memiliki iman, tidak mendapatkan kesempatan untuk berusaha, dan tidak terbukanya lapangan kerja buat mereka memperoleh penghasilan. Antara keamanan dan kualitas pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat termasuk pendidikan dibidang Agama.



Dahulu ketika umat Islam jumlahnya masih sedikit dan mereka terbina dengan baik, maka rasa aman tersebut dapat terwujud. Tetapi setelah jumlahnya semakin besar, tidak terbina dengan baik, akhirnya memunculkan ketidak amanan di lingkungan, muncul sikap individualis, anarkis dan kekerasan. Rasa aman itu juga pemberian dari Allah SWT, karena jika kita menyadari semakin dilaksanakan hukum-hukum Allah dengan baik, maka akan terwujudlah rasa aman.



Didalam QS. Al-Anfal (8) ayat 26, Allah berfirman yang artinya : ”dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kalian masih berjumlah sedikit, lagi tertindas dimuka bumi (Mekkah) kamu takut orang-orang kafir quraisy akan menculik kamu, maka Allah berikan tempat menetap (Madinah) bagimu dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan itu dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur”.



Setelah di Madinah inilah Allah berikan rasa aman kepada kaum muslimin, dimana sebelumnya mereka mendapatkan ancaman, tekanan dan terror dari kafir Quraiys ketika masih di Mekkah. Di Madinah inilah kemudian agama Islam dapat ditegakkan secara utuh



Selanjutnya dalam ayat lain Q.S. Al-’Araaf (7) ayat 96, Allah berfirman yang artinya :  “jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri ini beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri”.



Selanjutnya, dalam QS. An-Nur (24) ayat 55 Allah berfirman yang artinya : “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu, yang mengerjakan amal-amal saleh, sungguh Allah akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia (Allah) telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang di ridhoi-Nya dan benar-benar akan mengganti rasa takut mereka dengan rasa aman dengan syarat mereka beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga. Barang siapa yang kafir sesudah janji itu mereka itulah orang-orang yang fasiq”.

Selanjutnya, dalam QS. Al-An’Aam (6) ayat 82, Allah berfirman yang artinya : ”mereka-mereka yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang akan mendapatkan rasa aman dan mereka itu juga adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Sebaliknya, apabila nikmat iman itu ditukar dengan kekufuran (syirik) maka kita akan kehilangan rasa aman dan memunculkan ketakutan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl (16) ayat 112, Allah berfirman yang artinya : ” dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman dan tentram rezekinya melimpah dari segala penjuru. Tetapi (penduduknya) kemudian mengingkari nikmat-nikmat Allah. Lalu Allah menyiksa kepada mereka dengan kelaparan, dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat”.



Hilangnya rasa aman, akan menyulitkan kita untuk berusaha, berpergian meninggalkan rumah dan sebagainya. Kita menjadi tidak aman dijalan, di kendaraan, di tempat-tempat umum, bahkan dirumah sendiri.



Padahal keamanan dan rasa aman itu adalah kebutuhan dasar manusia dalam hidup. Keamanan akan memudahkan kita berusaha dan berinvestasi. Jika negara tidak dalam keadaaan aman, investor tidak berani masuk, bahkan yang didalam negeri pun bisa lari ke luar. Sejak krisis moneter pada tahun 1997, sampai saat ini rasa aman kita sering terganggu. Ekonomi menjadi sulit, khususnya bagi masyarakat luas. Negeri menjadi rawan kejahatan dan kekerasan, bahkan sampai kejahatan kerah putih berkembang dengan pesat, seperti yang kita saksikan hari ini. Kesulitan hidup akan membuat orang menjadi gelap mata, melakukan kejahatan dan lain sebagainya.

KEIMANAN

Keimanan akan membuat orang takut kepada Allah dan takut melanggar hukum-hukum lainnya. Keimanan akan membuat orang menjadi yakin, bahwa siapa saja dan apa saja yang dilakukan dan sekecil apapun kejahatan itu akan mendapatkan balasan dari Allah. Orang bisa bebas dari hukuman didunia, tetapi tidak akan bisa bebas dari keadilan Allah di Akhirat, dan itu adalah prinsip keimanan.

Keimanan akan memberikan semangat hidup, agar manusia bekerja keras dalam mencari rezeki yang halal. Dia sadar dan yakin bahwa semua mahluk yang hidup dibumi ini ada rezkinya ditangan Allah. Ada saat orang menghadapi kesulitan tetapi dia sabar dan tidak akan mencari solusi memecahkan masalah dengan cara-cara yang haram.

Keimanan akan membuat orang menjadi terkontrol dan seimbang dalam hidupnya. Keimanan akan membuat hidup menjadi indah.  Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 155 sampai 157 yang artinya : ”dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wa inna illaihi raaji’uun. Kita semua milik Allah dan semua kita akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah yang mendapat keberkahan dan rahmat dari Allah dan mereka itulah orang yang memperoleh petunjuk.”

Keimanan dalam konteks keamanan, harus menjadi milik bersama. Karena keamanan terkait hubungan individu dengan yang lain, dan ini disebut sebagai hukum publik.
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosa dan maksiat menjadi faktor hilangnya rasa aman, munculnya rasa takut, datangnya fitnah dan musibah serta datangnya kegoncangan dalam kehidupan.
Mudah-mudahan kita dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam. (Drs. H.Amlir Syaifa Yasin, MA/Sekretaris Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar